Selasa, 10 November 2020

Tata Cara Pemberian Sita Penyesuaian

(iStock)

Oleh:
Tim Hukumindo

Sebelumnya dalam label praktik hukum platform Hukumindo.com telah membahas mengenai "Agunan Tidak Dapat Disita, Tapi Dapat Diterapkan Sita Penyesuaian" dan pada kesempatan ini akan dibahas mengenai Tata Cara Pemberian Sita Penyesuaian.

Untuk menjelaskan tata cara pemberian sita penyesuaian, perlu diperhatikan Putusan MA Nomor: 1326 K/Sip/1981. Dikatakan, jika barang yang hendak disita-jaminankan telah disita dalam perkara lain, atau telah dijaminkan kepada orang lain atau telah disita eksekusi, PN hanya boleh memberi dan melakukan vergelijkende beslag dengan jalan mencatat dalam berita acara bahwa barang yang bersangkutan telah dan sedang berada di bawah sita jaminan atau diagunkan kepada pihak lain.[1]

Putusan sebagaimana dimaksud di atas memberi penjelasan tengtang dua hal, yaitu:[2]
  1. Pertama, memberi penjelasan mengenai pengertian vergelijkende beslag, yaitu berisi penegasan yang melarang penyitaan terhadap barang yang telah disita atau yang sedang diagunkan, dan sekaligus memberi penjelasan tindakan hukum yang dibenarkan melayani permohonan sita tersebut berupa sita penyesuaian atau vergelijkende beslag;
  2. Kedua, putusan itu memberi petunjuk tentang tata cara pelaksanaan pemberian sita penyesuaian, yaitu: a). Membuat catatan dalam berita acara sita; b). Isi catatan, berupa penjelasan tentang status barang yang hendak disita sedang berada di bawah sita (sita jaminan atau sita eksekusi) atau sedang diagunkan kepada pihak lain.  
Dapat dilihat, tata cara pemberian sita penyesuaian cukup sederhana. Pengadilan melalui Juru Sita, membuat catatan yang menerangkan barang yang bersangkutan sedang dibebani sita atau agunan kepada Pihak Lain. Catatan itu dituangkan dalam berita acara sita penyesuaian (process verbaal van vergelijkende beslag).[3]

Kemungkinan mengetahui status barang sedang berada di bawah Penyitaan atau agunan, dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu:[4]
  1. Berdasarkan Pengetahuan Hakim atau Juru Sita sendiri yang bersumber dari berita acara sita yang ada di Pengadilan, atau;
  2. Dari keterangan Tergugat sendiri di dalam atau di luar Persidangan berdasarkan dokumen berita acara sita atau Perjanjian Kredit.
Oleh karena itu, jika ditemukan fakta tentang status barang yang sedang berada dalam penyitaan atau diagunkan, Permohonan yang dapat diajukan terhadapnya adalah sita penyesuaian, bukan bentuk sita yang lain. Dan dengan adanya pencatatan tentang hal itu dalam berita acara, secara formil dan resmi pemohon berkedudukan sebagai pemegang sita penyesuaian.[5]
________________
Referensi:

1. "Hukum Acara Perdata (Tentang: Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan)", M. Yahya Harahap, S.H., Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Cetakan ke-10 tahun 2010, Hal.: 320.
2. Ibid. Hal.: 320-321.
3. Ibid. Hal.: 321.
4. Ibid. Hal.: 321.
5. Ibid. Hal.: 321.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Knowing Joint Venture Companies in FDI Indonesia

   ( iStock ) By: Team of Hukumindo Previously, the www.hukumindo.com platform has talk about " Basic Requirements for Foreign Direct I...